Nyimas Subang Larang Isteri Prabu Siliwangi Yang Terbuang

 

Nyi Subang Larang mempunyai nama lain Subang Karancang. Dia merupakan salah satu Istri Sri Baduga Maharaja, seorang Raja Kerajaan Pakuan Pajajaran yang lebih dikenal dengan sebutan Prabu Siliwangi

Pada mulanya Prabu Siliwangi sangat mencintai istrinya itu, akan tetapi setelah keduanya memiliki anak rupanya kemudian terjadi konflik, dan konflik tersebut kemudian menyebabkan dibuangnya Subang Larang dari Istana. 

Menurut Naskah Kuningan, Subang Larang merupakan anak dari Nyi Karancang Singapuri beliau diceritakan berasal dari Kerajaan Singapura, yaitu kerajaan bawahan Pajajaran yang terletak di desa Mertasinga Kec Gunung Jati sekarang, beliau merupakan anak Mangkubhumi di Kerajaan itu

Sementara menurut Naskah Carita Purwaka Caruban Nagari, Subang Larang adalah anak dari Patih Kerajaan Surantaka yang bernama Ki Ageng Tapa dari istrinya yang bernama Nyi Ratna Karancang, Subang Larang dilahirkan pada tahun 1404 M

Sementara itu kisah mengenai dibuangnya Subang Larang oleh Prabu Siliwangi dari Istana Pajajaran dikisahkan dalam Naskah Mertasinga, dalam Naskah ini disebutkan bahwa sebab-sebab dibuangnya Subang Larang dari Istana disebabkan karena ia telah lancang menyimpan rahasia keIslamannya.

Di istana kerajaan Pajajaran tidak boleh ada yang menyebut nama Allah. Oleh sebab itulah setelah peristiwa itu Subang Larang kemudian diasingkan di Banten.

Mendapati ibunya diperlakukan seperti itu, anak tertua Subang Larang, Pangeran Walangsungsang dan Adiknya Rara Santang kemudian turut meninggalkan istana karena sakit hati.

Kisah pembuangan yang dialami oleh Subang Larang tersebut dalam Naskah  Mertasinga dikisahkan oleh Subang Larang sendiri ketika beliau bertemu dengan cucunya Syarif Hidayatullah di Cirebon.

Waktu itu beliau mengunjungi Cirebon dengan diiringi 100 Prajurit  dari Banten kejadianya tidak lama setelah pemroklamiran Syarif Hidayatullah sebagai Raja Cirebon.

He kusuma cucuku yang ku kasihi, nenek telah mendengar berita tentang dirimu. Mudah-mudahan engkau selamat menjadi Raja…

Dahulu ketika masih muda, nenek pergi berguru ke seberang kepada seorang guru yang termasyhur sebagai wali yang pandai, yaitu kepada Syekh Benthong

Pada suatu ketika kekekmu Raja Pajajaran melihatku dan kemudian beliau melamarku untuk dijadikan selirnya. Demikian memaksanya sang Prabu sehingga akhirnya akupun menjadi selir Raja Pajajaran.

Lama kelamaan nenek mempunyai anak…Setelah nenek mempunyai dua orang anak yaitu uwakmu dan ibumu baru kemudian diketahui oleh kakekmu Raja, bahwa nenek telah menyimpan rahasia mengenai agama.

Maka kemudian nenek diusir dan dibuang kearah pinggiran yaitu di Banten, karena di Pajajaran tidak boleh ada yang menyebut nama Allah.

Dengan terjadinya peristiwa itu Uwakmu dan Ibumu merasa sakit hatinya, kemudian mereka pergi berguru kepada seorang Syekh di Gunung Surandil.

Jika Naskah Mertasinga menyatakan sebab musabab keluarnya Pangeran Walangsungsang atau yang mempunyai nama lain Pangeran Cakrabuana meninggalkan Istana disebabkan diusirnya ibunya dari Istana Pajajaran, maka tidak demikian dalan Naskah Carita Purwaka Caruban Nagari.

Dalam Carita Purwaka Caruban Nagari tidak disebutkan mengenai penolakan agama Islam oleh Prabu Siliwangi, dalam naskah ini hanya menjelaskan bahwa selepas kematian Subang Larang, kedua anak beliau keluar dari Istana karena mendapatkan perlakuan buruk dari kalangan Istana Kerajaan.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama